Minggu, 10 November 2013

Bahaya Mencampur Herbal Sembarangan Tanpa Ilmu yang Jelas


Bahaya Mencampur Herbal Sembarangan Tanpa Ilmu yang JelasBeberapa hari yang lalu, saya mengikuti sebuah seminar tentang metode pengobatan islami. Saya suka manakala pemateri tetep fokus menyajikan bahasan sesuai yang panitia jatahkan kepadanya. Hal yang kurang menarik manakala pemateri sudah melenceng di hal yang sudah bukan menjadi kompetensi dia lalu memberikan statemen berlebihan.


Pendeknya, Si pembicara memberikan rumusan herbal kepada pesertanya yang beliau sampaikan insha Allah bisa menyembuhkan segala penyakit. Apa ramuannya? Peserta diminta membuat ramuan 50 Persen Madu, 25 persen minyak habatus sauda, sisanya 25 persen minyak zaitun.
Baik, sebelum saya lanjutkan, saya sampaikan saya setuju kalau madu, habatus sauda, dan zaitun secara keterangan dalam hadist maupun reputasi dalam penggunaan secara tunggal pada kasus yang tepat memang herbal dalam islam terkenal mujarabnya.
Ironisnya disitu.Titik masalahnya adalah atas alasan apa ketiga herbal itu dicampur? Atas dasar apa memilih rumusan 50:25:25 sewaktu membuat ramuan?
Sebagai informasi, seorang sinshe yang profesional saja, ketika mencampur dia sangat berhati hati serta sangat teliti memberikan ukuran berapa persen campuran yang harus dimasukan. Ibaratnya , Mana herbal sampai yang diberi pangkat raja, menteri, pelayan dalam ramuan itu ditata sedemikian rupa. Sangat hati hati agar bisa sampai pada reaksi kesembuhan pada kasus yang mau di tangani -bi idnillah-.
Sinshe tersebut mempelajari betul ini kalau herbal A dicampur dengan herbal B, yang muncul fenomenanya apa? apakah mungkin sifat kering dari herbal A jadi tenggelam dengan adanya herbal B? atau mungkin perlu ditambahkan herbal C, agar sifat dan arah kerja A tetap kuat, namun tidak ‘menindas’ herbal B yang ingin juga kita berikan manfaatnya kepada pasien. Selalu ada alasan kuat yang bisa dijelaskan mengapa herbal A B C atau berapapun dicampur.
Nah kalau hanya berdasarkan perkiraan semata, hanya berdasar pada logika akan reputasi herbal itu bagus saja tanpa jeli melihat rinci satu satunya apa bedanya dengan misal kita tahu beberapa obat sakit kepala. kita tau tiga obat itu baik, lalu agar efektif kita campur tiga obat itu jadi satu agar hasilnya powerful dan bisa untuk segala macam sakit kepala? Bagaimanapun, herbal tetep obat. Campurlah dengan sebijak mungkin dan DILANDASI ILMU HERBAL YANG KUAT.
Lalu, pada pencampuran herbal di atas kalau dilihat dari ilmu pengobatan timur bagaimana hasilnya? Saya telah menanyakan rumus tersebut ke Guru Herbal saya (Bpk Pudji Hartanto), mekanisme pencampuran herbal dengan rumus 50:25:25 di atas akan melahirkan ramuanyang kata beliau, ”sifat kerjanya hangat panas tapi tidak kering. Bagus digunakan bagi tipe orang yang butuh hangat tapi tubuhnya kering”.
Maka jelas ada tipikal orang yang tidak disarankan mengkonsumsi herbal dengan karakteristik diatas. Akan memicu timbulnya kontraindikasi, baca ulang KONTRA INDIKASI bukan alasan ini herbalnya sedang bekerja / semacamnya. Kontraindikasi berarti ketika ramuan tersebut diberikan kepada orang dengan karakteristik yang tidak membutuhkan sifat hangat dan tubuhnya cenderung basah. So, TIDAK ADA HERBAL SAPU JAGAD alias SEGALA PENYAKIT SEMBUH DENGANNYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar